Kamis, 12 Januari 2012

Naskah Drama


PERSAHABATAN UNTUK SELAMANYA

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada murid yang sedang berbincang-bincang. Anak-anak ini mempunyai kelompok yang bernama The Friendz yang anggotanya ada enam orang. Yaitu
Evans, Anna, Susan, Eliza, Erica and Luccy. Mereka berteman sangat dekat, bahkan tidak ada yang bisa menandingi kebersamaan mereka di sekolah.
Susan               : (Ceria) ”Pagi Sobat....!!”
Anna, Eliza      : “Pagi Susan...”
Susan               : “Ngomong-ngomong sepertinya ada yang kurang !”
Evans               : “Iya, yah sepertinya ada yang kurang ...”
Anna                : “ya, iyalah ada yang kurang. Luccy belum datang.”
Susan               : “Oh... Iya Luccy. Pantas saja sepi banget biasanyakan dia yang paling rajin ...!”

Tiba-tiba Luccy datang, dengan wajah termenung tanpa senyum sedikitpun, dia Langsung duduk ditempat duduknya.
Eliza                : “Tumben banget si Ratu Ilmu baru datang ?”
Evans               : “ Iya nih kesiangan ya ?”
Anna                : “iya biasanya kamu kan yang paling rajin !”
Luccy              : “Iya... (sambil termenung)”
Susan               : “Kamu kenapa Luccy ? Gak biasanya kamu seperti ini ? biasanya kamu pagi-pagi udah ngajak kita belajar.”
Evans               : “Iya nih ! kamu sakit Luccy, kayanya kamu lesu banget.”
Eliza                : “iya nih ditanya saja jawabannya singkat banget.”
Luccy              : “Tidak kok.... Teman, aku tidak kenapa-napa cuma lagi malas ngomong saja....”
Evans               : “Ya udah Luccy kalau memang kamu tidak kenapa-napa kita Cuma takut saja kalau kamu lagi ada masalah atau kamu sedang sakit tapi gak mau cerita.”
All                   : “ahhh....Perhatian nih..!”
Evans               : “eh kalian kenapa sih ?” (malu)
Luccy              : “Ya... pokoknya aku gak kenapa-napa. Kalian gak usah takut. (tersenyum)

(Bel masuk pun berbunyi)
Ibu Sinta pun masuk ke dalam kelas karena pada hari ini jam mengajar Ibu Sinta dikelas ini. dia ini salah satu guru teladan di sekolah, dan dia juga adalah ibunya Luccy.
Ibu Sinta          : “Pagi.... anak-anak ?”
Anak-anak       : (Menjawab Serentak) “PAGI...”
Ibu Sinta          : “Baik pada hari ini kita akan melanjutkan materi yang minggu lalu ibu berikan, sebelumnya kumpulkan tugas kalian !!”
Anak-anak       : “IYA ibu”
Luccy              : “Ibu buku tugas saya tertinggal dirumah !”
Ibu Sinta          : “ TERTINGGAL... ? kamu tidak membawa tugasnya, apa tidak membuatnya ?”  (mendekat ke Luccy)
Luccy              : “Saya tidak membawanya ibu. Sungguh, saya tidak berbohong.”
Ibu Sinta          : “Ya sudah kalau begitu kamu tidak dapat nilai seperti teman-teman kamu...!”
Susan               : (berbisik-bisik)  “Li... kamu tidak bawa tugasnya ? tidak biasanya kamu kaya gini.....!”
Luccy              : “Iya San aku lupa. Semalam aku tidur malam banget !!! Jadi aku lupa memasukan kedalam tasku.”
Ibu Sinta          : Ibu akan berikan selembaran kertas yang isinya materi-materi penting untuk kalian pelajari..”

Ibu Sinta membagikan kertas lembaran itu, anak-anak pun membacanya dan mempelajarinya. Lalu Ibu Sinta memeriksa tugas yang dikumpulkan tadi.
Tiba-tiba bapak kepala sekolah datang dan masuk kedalam kelas.
Kepala Sekolah            : “Permisi ibu sinta... Saya minta waktu sebentar.”
Ibu Sinta          : “Silahkan bapak kepala sekolah !!! Memang jam mengajar saya juga sudah habis.”
Kepala Sekolah            : “Anak-anak maaf bapak mengganggu kalian belajar. Sebentar, bapak kesini mau memanggil
anak yang bernama Luccy. Yang bernama Luccy acungkan tangan.”
Luccy              : (Mengancungkan Tangan) “SAYA PAK !”
Kepala Sekolah            : “Ikut keruang bapak sebentar ada yang bapak mau bicarakan !”
Luccy              : “Baik Pak.”

Sampainya diruang Bapak Kepala Sekolah, Luccy duduk di handapan bapak kepala sekolah.
Luccy              : “ Ada apa ya pak sampaui saya di panggil keruang bapak ?”
Kepala Sekolah            : “Begini, kamu tahu kan tentang kepindahan Ibu kamu ?”
Luccy              : “Iya pak saya sudah tahu dari ibu saya.”
Kepala Sekolah            : “kalau begitu apakah kamu mau ikut pindah dengan ibumu ?”
Luccy              : “iya pak, saya akan ikut dengan ibu saya !” (tertunduk)
Kepala Sekolah            : “Ya sudah, kalau begitu.... bapak akan mengurus surat-surat
                        kepindahanmu”
Luccy              : “Baik pak. Saya ucapkan terima kasih”
Kepala Sekolah            : “Iya...kamu kan anak kenbanggaan sekolah ini, ya sudah Kembalilah
kekelasmu!”
Luccy              : “Permisi pak !”

Akhirnya Lili kembali kekelas. Didalam kelas, Susan, Anna dan Eliza sedang asik ngobrol
Anna                : “Luccy, Bapak Kepala Sekolah ngomong apa sama kamu ? ada masalah ya ?

Luccy  terpaksa berbohong kepada sahabat-sahabatnya karena dia tidak mau sahabtanya jadi tahu masalah dia dan ikut kedalam masalahnya.
Luccy              : “tidak kok ! tidak ada masalah apa-apa cuman gobrol masalah perpisahan saja..... aku kan ketua panitia.”
Susan               : “Oh... dikira kamu kenapa ?”
Evans               : “Teman, nanti pulang sekolah antar aku ya ke toko buku ? Soalnya aku mau beli komik-komik
terbaru.
Eliza                : “IYA !!”
Evans               : “Luccy kok kamu diam, apa kamu tidak mau ikut ?”
Luccy              : “Iya Vans kayanya aku tidak ikut soalnya hari ini Ibuku mengajak pulang bersama”
Anna                : “Ya... sudah kalau begitu !

Bel Istirahat berbunyi
Eliza                : “Sudah istirahat, kita kekantin.. aku Laper!!”
Anna, Susan    : “Yuk.... kita juga laper!”
Luccy              : “Teman, aku gak ikut ya soalnya aku tidak laper dan lagi males kekantin. Kalian saja ya.... ?”
Evans               : “iya aku juga tidak bisa ikut, soalnya aku akan ke perpustakaan dulu”
Anna, Susan dan Eliza : “Ya sudah kalau kalian berdua tidak ikut. Kita ke kantin dulu ya ?”

Luccy  terpaksa harus berbohong lagi padahal dia bukan tidak lapar tapi dia sedang memikirkan tentang kepindahannya, padahal dia ingin tetap bersama teman-temannya.
Luccy              : “Aku bingung dengan kepindahanku, padahal aku ingin tetap bersama teman-temanku disini, ya
Allah apakah ini jalan terbaik untukku, jika ini yang terbaik untukku, aku akan tetap
melakukannya.” (bersedih)

Kemudian datang ibu Sinta yang tidak lain adalah ibunnya sendiri
Ibu Sinta          : “Luccy, apakah kamu tidak apa apa harus berpisah dengan teman-temanmu ? Kalau kamu mau
kamu bisa kok tetap disini, ibu akan menitipkan kamu di ruman paman mu“
Luccy              : “tidak apa apa kok bu,,! Saya akan tetap ikut ibu pindah”
Ibu Sinta          : “ya sudah kalau itu keputusanmu”

Tanpa mereka sadari Erica, salah satu kelompok The Friendz yang baru datang setelah ditugaskan oleh sekolah untuk menjadi perwakilan sekolah mengikuti pelatihan di bandung mendengar pembicaraan mereka
Erica                : “apa ? Luccy akan pindah, apa teman-teman yang lain sudah tahu,
                         aku akan bicara dengan Luccy dulu”

Setelah Luccy dan Ibunya selesai berbicara mereka berpisah di dekat ruang guru, kemudia Erica menghampiri Luccy
Erica                : “hay luccy !”
Luccy              : “eh kamu Erica, datang kapan ?, apa pelatihannya sudah selesai ?
Erica                : “baru saja datang, iya selesai kemarin, karena lelah aku baru pulang sekarang”
Luccy              : “ohhh...”
Erica                : “sebelumnya maaf ya luccy, saya tadi tidak sengaja mendengar pembicraanmu dengan ibumu”
Luccy              : “hah ! semuanya ?”
Erica                : “iya, apa benar kamu akan pindah ?”
Luccy              : “iya” (tertunduk)
Erica                : “apa teman yang lain sudah tahu ?”
Luccy              : “belum.., tolong Erica jangan beri tahu mereka, aku tidak ingin mereka juga merasa sedih”
Erica                : “tapi, kan lebih baik mereka mengetahuinya, supaya meringankan kesedihanmu..”
Luccy              : “iya,,tapi aku merasa lebih baik mereka tidak tahu saja”
Erica                : “ya sudah kalau begitu, maaaf ya sudah mengganggu, kalau begitu aku pergi ke perpustakaan dulu ya !”
Luccy              : “iya silahkan.”

Stelah perbincangan tersebut Erica merasa kasihan dengan keadaan yang dialami oleh Luccy, dan sesampainya di perpustakaan dia melihat Evans yang sedang mencari buku di perpustakaan, Erica pun berniat menceritakan permasalahan yang dialami oleh Luccy kepada Evans.
Erica                : “hey vans..!”
Evans               : “hey Erica, kapan kamu datang ?”
Erica                : “baru tadi pagi, vans kamu tahu tidak Luccy kenapa ?”
Evans               : “tidak, tapi aku juga merasa ada yang berbeda dengan perilakunya akhir-akhir ini”
Erica                : “ooohh..,jadi kamu belum tahu ya ? eh aku tahu sebabnya kenapa Luccy begitu “
Evans               : “memang kenapa dia ?“
Erica                : “sebenarnya Luccy itu mau pindah sekolah, karena ibunya Ibu sinta mau dipindah tugaskan dari sekolah kita”
Evans               : “apa katamu?” (terkejut)
Erica                : “iya itulah yang terjadi”

Ketika Evans dan Erica sedang ngobrol datanglah Anna, Eliza dan Susan
Anna                : “hey vans, eh Erica, kapan datang ?
Evans               : “Hey Anna “
Erica                : “baru tadi pagi
Susan               : “eh kalian sedang membicarakan apa sih ? kayaknya seru !”
Eliza                : “iya nih ikutan dong !”
Evans               : “ini katanya Luccy sikapnya berubah akhir-akhir ini karena dia akan pindah sekolah”
Anna, susan and Eliza : “apa !?”
Susan               : “kamu jangan bohong Vans !” (memastikan)
Anna                : “iya nih jangan buat kami takut “
Eliza                : “apa benar Erica ?
Erica                : “itu benar, aku mendengarnya sendiri”
Anna                : “kalau begitu ayo kita bicara dengan luccy”
All                   : “iya ayo”

Setelah itu mereka mencari Luccy, setelah beberapa lama mereka melihat Luccy sedang bersedih di dekat taman sekolah
Susan               : “hay Luccy !”
Luccy              : “Eh kalian, kenapa ada disini ?” (menyusut air mata)
Anna                : “sudahlah Luccy jangan menutupinya lagi kami sudah tahu semuanya dari Erica”
Erica                : “maaf Luccy aku tidak tega kamu sedih sendirian”
Eliza                : “iya jika ada masalah jangan dipendam sendirian saja”
Evans               : “iya kita kan teman sejati”
Susan               : “iya kita akan merasa sedih jika salah satu diantara kita ada yang sedih”
Luccy              : “terima kasih teman-teman atas segalanya, tapi aku tetap akan pergi”
Evans               : “memangnya kapan ibu kamu akan pindah”
Luccy              : “minggu depan”
Erica                : “ya sudah kalau begitu kami akan datang saat kamu dan ibumu mau berangkat”
Luccy              : “terima kasih teman-teman aku merasa lega”
All                   : “iyalah kita kan teman”

Hari hari terakhir Luccy di sekolah terus berlalu semua perasaan Luccy terus berputar putar di kepalanya, dia terus memikirkan apa yang akan dia rasakan apabila dia telah berpisah dengan teman temannya.
Luccy              : “seandainya ini tidak terjadi padaku, mungkin aku akan merasa bahagia hidup bersama teman
Temanku” (merenung)
Evans               : “hey Luccy “ (datang dari belakang Luccy)
Luccy              : “oh kamu Vans, kesini duduk bersamaku “
Evans               : “ iya, sedang apa kamu disini sendirian ? apa kamu masih memikirkan kepindahanmu ?”
Luccy              : “ iya vans, masih ada yang mengganjal di hatiku...”
Evans               : “ memangnya apa yang membuatmu merasa ada yang mengganjal ?”
Luccy              : “emmm....sebenarnya aku.......”
Evans               : “apa ?” (penasaran)

Tanpa mereka sadari teman mereka yang lainnya sedang mengintip dari belakang
Anna                : “eemm yang mau berpisah makin lengket aja ya ?”
Susan               : “iya benar, tapi sayang ya ini terjadi saat Luccy harus meninggalkan kita”
Erica                : “benar,,coba kalau evans mau mengungkapkan isi hatinya dengan jujur ?”
Anna                : “kita bujuk saja evans untuk mengungkapkannya kepada Luccy”
Erica                : “iya benar, sebelum semuanya terlambat”
Susan               : “kalau begitu mari kita temuai evans nanti”
Anna dan Erica            : “iya ayo”

Setelah evans dan luccy selesai mengobrol, merekapun berpisah di lorong sekolah. Pada saat itu anna, susan dan erica menemui evans untuk membujuknya mengungkapkan isi hatinya kepada luccy.
Susan               : “vans sini deh !”
Evans               : “ada apa ?”
Anna                : “sudah deh jangan bohong sama kami, kami tahu kok kamu itu suka sama luccy !”
Evans               : “apa an si kalian ?” (malu malu)
Erica                : “udah deh, daripada semuanya terlambat ungkapkan saja “
Anna                : “ayolah vans “
Evans               : “emm.. gimana ya, sebenarnya aku juga ingin mengungkapkannya tapi....”
Susan               : “udah deh jangan tapi tapi lagi biar kami yang bantu”
Evans               : “ya sudahlah terserah”
Anna                : “bagaimana kalau pas hari keberangkatannya ?“
Evans               : “yah ga papa, terserah kalian saja”

Pada hari keberangkatan Luccy dan ibunya, teman-temannya sudah menunggu di bandara
Evans               : “Hay Luccy”
Luccy              : “Hay evans”
Anna                : “sudahlah vans katakan saja sebelum dia pergi”
Susan               : “iya daripada dipendam terus”
Erica dan Eliza             : “iya nanti kamu menyesal seumur hidupmu”
Luccy              : “emangnya ada apa vans ?”
Evans               : “emm...” (malu)
Erica                : “sudahlah ayo..!”
Evans               : “sebenarnya aku itu cinta sama kamu”
Luccy              : “terima kasih evans kamu sudah mau jujur, sebenarnya aku juga mencintaimu sejak dulu tapi aku
malu mengungkapkannya” (tersenyum)
Evans               : “apa itu benar Luccy ? aku tidak tahu itu”
Luccy              : “iya itu benar, tapi apa ini tidak apa apa kan sekarang kita harus berpisah ?”
Evans               : “enggak apa apa kok aku akan tetap menunggumu, karna aku percaya jika kita di takdirkan untuk bersatu, kita akan berjumpa lagi di lain waktu”
Luccy              : “terima kasih vans, aku sangat bahagia” (tersenyum)
Anna                : “iyakan, bukannya dari dulu”
Luccy              : “sekali lagi terimakasih semuanya aku tidak akan melupakan kalian semuanya, terutama kamu evans”
All                   : “ehem..ehem yang lagi bahagia”
Luccy              : “aku berharap kalian pun tidak akan melupakanku”
All                   : “pasti kami tidak akan melupakanmu”
Together          : “karena kita TEMAN UNTUK SELAMANYA....!”
Luccy              : “ya sudah aku pergi dulu, selamat tinggal semuanya, kapan-kapan aku akan datang lagi..”
Semua              : “iya selamat tinggal, kami akan selalu menunggu hari itu !”

TAMAT